Nama : Erika Yuniarti
NPM : 22212534
Kelas : 4EB23
COCA COLA
A.
Sejarah
Jenis
|
Perusahaan publik
|
Industri/jasa
|
Minuman
|
Didirikan
|
|
Kantor pusat
|
Atlanta, Georgia, Amerika Serikat
|
Daerah layanan
|
Seluruh dunia
|
Tokoh penting
|
Muhtar Kent (Chairman dan CEO)
|
Produk
|
|
Pendapatan
|
|
Karyawan
|
139.600 (2010)[2]
|
Situs web
|
Sebuah perusahaan
multinasional asal Amerika Serikat dalam bidang minuman, termasuk pabrikan,
pengecer dan pemasar konsentrat minuman non alkohol dan sirup, yang bermarkas
di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat.[3] Perusahaan ini terkenal dengan produk
utama Coca-Cola, yang formulanya ditemukan oleh seorang ahli farmasi John Stith
Pemberton pada tahun 1886 di Columbus, Georgia.[4] Formula dan dan merek
Coca-Cola dibeli pada 1889 oleh Asa Griggs Candler (30 Desember 1851-12 Maret
1929, yang mendirikan perusahaan The Coca-Cola Company pada tahun 1892.
Perusahaan ini mempekerjakan 55.000 pekerja pada tahun 2005.
Perusahaan ini
menjalankan sistem waralaba untuk distribusinya sejak tahun 1889 dimana The
Coca-Cola Company hanya memproduksi sirup konsentrat yang dijual ke berbagai
perusahaan pembotolan di seluru dunia yang diberikan hak pemasaran dan
penjualan eksklusif. Perusahaan ini telah terdaftar di bursa saham NYSE dan
menjadi bagian dari indeks DJIA; S&P 500; Russell 1000 Index; dan Russell
1000 Growth Stock Index. Sejak 2015, perusahaan ini dipimpin oleh Muhtar Kent
sebagai Chairman dan CEO. Merek-merek utama perusahaan ini adalah Coca-Cola
(atau sering disebut Coke saja), Fanta dan Sprite. The Coca-Cola Company juga
pernah mengeluarkan minuman cola lain dengan merek Coke, yang paling umum
adalah Diet Coke, kemudian Caffeine-Free Coca-Cola, Diet Coke Caffeine-Free,
Coca-Cola Cherry, Coca-Cola Zero, Coca-Cola Vanilla, dan beberapa varian khusus
berperisa lemon, jeruk nipis, atau kopi. Pada mulanya mereka tidak mendorong
penggunaan kata Coke, bahkan konsumen dianjurkan untuk membeli Coca-Cola dengan
kata-kata berikut: "Mintalah Coca-Cola sesuai namanya secara lengkap; nama
sebutan hanya akan mendorong penggantian produk dengan kata lain". Tetapi
konsumen tetap saja menghendaki Coke, dan akhirnya pada tahun 1941, perusahaan
mengikuti selera popular pasar. Tahun itu juga, nama dagang Coke memperoleh
pengakuan periklanan yang sama dengan Coca-Cola, dan sejak 27 Maret 1944, Coke
resmi menjadi merek dagang terdaftar The Coca-Cola Company di Amerika Serikat.
Menurut Interbrand pada
tahun 2011, Coca-Cola adalah merek termahal di dunia.[5]Coca-Cola pertama kali
diperkenalkan pada tanggal 8 Mei 1886 oleh John Styth Pemberton, seorang ahli
farmasi dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Dialah yang pertama kali
mencampur sirup karamel yang kemudian dikenal sebagai Coca-Cola. Frank M.
Robinson, sahabat sekaligus akuntan John, menyarankan nama Coca-Cola karena
berpendapat bahwa dua huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan. Kemudian,
ia menciptakan nama dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan lahirlah
logo paling terkenal di dunia. Chandler piawai dalam menciptakan perhatian
konsumen dengan cara membuat berbagai macam benda-benda cinderamata berlogo
Coca-Cola. Benda-benda tersebut kemudian dibagi-bagi di lokasi-lokasi penjualan
penting yang berkesinambungan. Gaya periklanan yang inovatif, seperti desain
warna-warni untuk bus, lampu gantung hias dari kaca, serta serangkaian
cinderamata seperti kipas, tanggalan dan jam dipakai untuk memasyarakatkan nama
Coca-Cola dan mendorong penjualan. Upaya mengiklankan merek Coca-Cola ini pada
mulanya tidak mendorong penggunaan kata Coke, bahkan konsumen dianjurkan untuk
membeli Coca-Cola dengan kata-kata berikut: "Mintalah Coca-Cola sesuai
namanya secara lengkap; nama sebutan hanya akan mendorong penggantian produk
dengan kata lain". Tetapi konsumen tetap saja menghendaki Coke, dan
akhirnya pada tahun 1941, perusahaan mengikuti selera popular pasar. Tahun itu
juga, nama dagang Coke memperoleh pengakuan periklanan yang sama dengan
Coca-Cola, dan pada tahun 1945, Coke resmi menjadi merek dagang terdaftar.
Produksi Coca-Cola di Indonesia
Coca-Cola pertama kali
hadir di Indonesia sekitar tahun 1927, ketika Netherland Indische Mineral Water
Fabrieck (Pabrik Air Mineral Hindia Belanda) membotolkan untuk pertama kalinya
di Batavia (Jakarta). Produksi Coca-Cola lumpuh pada zaman penjajahan Jepang
(1942-1945) tetapi tepat sesudah kemerdekaan Republik Indonesia, pabrik
tersebut beroperasi dibawah nama The Indonesia Bottles Ltd Nv (IBL) dengan
status perusahaan nasional. Pada tahun 1971, dengan pertambahan mitra usaha dan
modal didirikannya pabrik pembotolan modern pertama di Indonesia dengan nama
baru PT. The Jaya Beverages Bottling Company. Tercatat sampai saat ini 11
pabrik Coca-Cola yang beroperasi di berbagai provinsi di Indonesia,
berturut-turut berdasarkan tahun pendiriannya adalah Jakarta (1971), Medan
(1973), Surabaya (1976), Semarang (1976), Ujung pandang (1981), Bandung (1983),
Padang (1985), Bali (1985), Manado (1985), Banjarmasin (1981), dan Lampung
(1995). Sejak tahun 1992, Coca-Cola Amatil yang berpusat di Australia
mengakuisisi semua perusahaan bottler Coca-Cola di Indonesia, kecuali Bangun
Wenang Beverage Company (BWBC) yang berlokasi di Sulawesi. Hasil akuisisi ini
membuat bottler-bottler tersebut menjadi satu perusahaan dengan nama Coca-Cola
Amatil Indonesia. Secara resmi Coca-Cola Amatil Indonesia terbagi menjadi 2
entitas legal, yaitu PT. Coca-Cola Bottling Indonesia (CCBI) dan PT. Coca-Cola
Distribution Indonesia (CCDI).[2]
Kelebihan
- SDM ynag besar dan terlatih
- Segmentasi pasar ( hanya memproduksi minuman bersoda )
- Harga produk yang komputitif
- Keadaan distribusi dan pangsa pasar
- Loyalitas konsumen terhadap produk Coca- Cola
- Brand Image
- Pertumbuhan penjualan
- Keadaan distribusi dan pangsa pasar
- Riset dan sevelopment yang Intensif
Kelemahan
- Ketersediaan bahan baku
- Biaya produksi yang tinggi
- Ancaman PT Coca - Cola terhadap pesaing produk Teh
- kebijakan pemerintah
- Masuknya para pesaing baru
- Fluktuasi nilai tukar rupiah.
B.
Visi dan Misi
Visi
Menciptakan outlet ideal di seluruh
Indonesia.
Misi
Merencanakan dengan matang dan
meninjau-ulang seluruh aspek dan peluang penjualan yang tersedia bagi setiap
pelanggan. Kemudian kami menawarkan langkah-langkah korektif bagi para
pelanggan dan secara bersama-sama menerapkan program-program perbaikan yang
sesuai dengan standar perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar